Kamis, 14 Mei 2020

3.3 Metode untuk menjaga server agar performancenya tetap baik dan stabil


Security Data Server




Keamanan Data Dengan Menggunakan Disk Mirroring
Pada dasarnya ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan data, yaitu :

1.    Perangkat keras computer
Kondisi perangkat keras yang tidak stabil akan mengganggu proses pengaksesan data, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan timbulnya kerusakan pada data tersebut.

2.    Pengguna data
Pengguna data juga merupakan faktor penyebab terjadinya kerusakan data. Contohnya user langsung memutus hubungan komputer dalam jaringan tanpa menutup data yang sedang terbuka terlebih dahulu.

3.    Faktor dari luar
Faktor-faktor dari luar tersebut antara lain adalah hacker dan penyebaran virus komputer.

Sistem Fault Tolerance
Sistem operasi jaringan umumnya dilengkapi dengan suatu fasilitas keamanan data yang dikenal dengan istilah fault tolerance, yang bisa diterjemahkan secara bebas sebagai toleransi terhadap kesalahan, yaitu adanya toleransi terhadap adanya kelemahan pada perangkat keras komputer dan kerusakan yang mungkin ditimbulkannya. Dengan sistem fault tolerance diharapkan sistem akan dapat tetap berjalan sebagaimana mestinya meski terjadi kerusakan pada media penyimpanan data sekalipun. Hampir semua sitem operasi jaringan menyediakan fasilitas fault tolerance untuk menjaga keamanan dan ketersediaan data dalam bentuk manajemen media penyimpanan. Ada dua sistem utama yang hampir selalu tersedia pada sistem operasi jaringan, yaitu :
·         Disk Mirroring
·         Disk Duplexing
·         Disk Mirroring

Fasilitas fault tolerance dengan menggunakan disk mirroring adal sistem pengamanan data dengan menggunakan dua buah partisi pada dua buah hard disk drive untuk menyimpan data yang sama secara simultan. Suatu hard disk sebagai disk utama sedangkan hard disk yang lain sebagai disk bayangan atau mirror disk, dimana hard disk yang berfungsi sebagai mirrrior disk memiliki kapasitas yang sama atau lebih besar dari disk utama. Dengan menggunakan sistem disk mirroring ini, saat proses penulisan data akan dilakukan penulisan ke dua hard disk tersebut. Meskipun digunakan dua buah hard disk dan proses penulisan dilakukan kedua hard disk tersebut, namun sistem operasi tetap menganggapnya sebagai satu hard disk.
Keuntungan dari sistem disk mirroring adalah jika terjadi kerusakan data pada salah satu hard disk, maka hard disk yang lain dapat mengambil alih dan data akan tetap aman sehingga proses kerja tetap dapat berlangsung seolah tidak ada kerusakan. Proses baca tulis ke hard disk pada sistem mirroring ini berbeda dengan proses baca tulis pada satu hard disk. Pada sistem ini proses penulisan ke disk dilakukan serentak atau simultan pada kedua hard disk tersebut. Hal ini akan berakibat menurunnya kecepatan proses penulisan data ke disk. Sedangkan pada proses pembacaan data, dalam kondisi normal akan bisa dilakukan secara sekuensial diantara kedua hard disk tersebut. Proses pembacaan yang demikian akan meningkatkan kecepatan pembacaan data dari disk sehingga jika dibandingkan pada proses penulisan data, hal ini sangat menguntungkan.
Sistem operasi jaringan seperti Windows NT server maupun Novell Netware merupakan contoh sistem operasi jaringan yang juga memiliki fasilitas fault tolerance berupa disk mirroring.
Contoh Kasus
Pada sebuah perusahaan textile yang menggunakan sistem operasi Window NT server sering mengalami kerusakan data yang disebabkan karena ketidakstabilan hardware yang mengakibatkan kerusakan pada media penyimpan (hard disk) atau karena disebabkan user dalam perusahaan yang kadang memutuskan hubungan komputer dalam jaringan tanpa menutup data yang sedang dibuka, yang akirnya mengganggu keamanan data dalam perusahaan tersebut. Dan mencegah timbulnya kerusakan data maka penggunaan sistem disk mirroring merupakan sebagai salah satu cara alternatif dalam menjaga keamanan data dalam jaringan komputer perusahaan.
Mengkonfigurasikan Sistem Disk Mirroring
Berikut ini merupakan cara instalasi sistem disk mirroring / disk duplexing pada sistem operasi Windows NT server.
Sebagai tahap awal persiapan sistem disk mirroring adalah sebagai berikut :

Sediakan dua buah hard disk, satu hard disk sebagai disk utama yang berisi partisi dengan sistem file FAT  atau NTFS yang akan dibuat mirror-nya, dan satu hard disk sebagai mirror dik dengan kondisi kosong (tanpa partisi) dan berkapasitas sama atau lebih besar dari disk utama.
 Jika menerapkan sistem disk duplexing, pastikan memiliki dua disk controller dan masing-masinag hard disk terpasang pada controller yang terpisah.
Setelah seluruh komponen penunjang tersebut tersedia dan terpasang sesuai yang direncanakan, proses disk mirroring bisa mulai dilakukan. Adapun langkah-langkah pengaturan disk mirroring pada Windows NT Server adalah sebagai berikut
 Buka utilitas Disk Administrator melalui menu Start, pilih Program dan kemudian Administrative Tool. Selanjutnya pilih Disk Administrator
 Dari utilitas Disk Administrator, pilih partisi yang akan di mirror (untuk memiliki beberapa partisi, dengan menekan tombol Ctrl) dan pastikan bahwa partisi-partisi tersebut telah diformat.
Selanjutnya pada hard disk yang digunakan sebagai mirror disk, pilih lokasi kosong untuk membuat mirror disk-nya. Ukuran lokasi kosong ini harus sama atau lebih besar dari ukuran partisi-partisi yang akan dibuat mirror-nya.
Selanjutnya pilih menu Fault Tolerance kemudian pilih Establish Mirror. Jika membuat mirror dari boot partition atau partisi untuk boot, maka akan mendapat pemberitahuan bahwa diperlukan sebuah disk bootable yang dibutuhkan untuk boot dari mirror disk pada saat terjadi masalah pada hard disk utama. Selanjutnya pilih OK.
 Pilih menu Partition kemudian pilih Commit Changes Now untuk menyimpan perubahan partisi yang telah dilakukan dan kemudian klik OK.
Slanjutnya komputer akan melakukan restart untuk memulai proses mirroring dan kemudian akan dilakukan peng-copy-an data dari disk utama ke disk mirror.
Setelah user memiliki satu set hard disk dengan mirror disknya maka untuk selanjutnya user bisa mengkonfigurasi komputer untuk bisa melakukan boot dari hard disk mirror pada waktu hard disk utama mengalami kerusakan.
Memperbaiki Kerusakan Pada Disk Mirroring
Keuntungan dengan menggunakan sistem disk mirroring adalah bahwa meskipun terjadi kerusakan pada media hard disk server, namun sistem akan tetap berjalan sebagaimana mestinya, yaitu dengan menggunakan data cadangan pada mirror disk. Dan kerusakan tersebut bisa diperbaiki dengan melakukan mirroring kembali sehingga memiliki sepasang disk mirror kembali.
Adapun langkah-langkah untuk memperbaiki disk mirroring dengan mengganti hard disk yang rusak adalah berikut :
Jalankan utilitas Disk Administrator dengan menggunakan meu Start, pilih Program kemudian pilih Administrative Tool dan Disk Administrator
 Dari utilitas Disk Administrator, pilih menu Fault Tolerance kemudian pilih Break Mirror Set. Langkah ini dimaksudkan untuk memutus atau menghentikan proses disk mirroring yang sedang berjalan dan mengalihkan penggunaan disk dari disk utama ke disk mirror (jika yang mengalami kerusakan adalah disk utama).
 Selanjutnya shutdown dan matikan komputer untuk kemudian lepas hard disk yang rusak dan ganti dengan hard disk baru yang berkapasitas sama atau lebih besar dari ukuran mirror yang ada.
Restart komputer dan jalankan utilitas Disk Administrator kembali. Pada saat menjalankan utilitas tersebut, Windows akan memberitahu bahwa terdapat hard disk baru. Klik OK.
 Tekan Ctrl dan pilih lokasi yang kosong pada hard disk baru untuk membuat mirror.
 Pilih menu Fault Tolerance – Establish Mirror. Jika hard disk y baru terpasang akan digunakan untuk boot, pastikan bahwa hard disk tersebut memiliki partisi yang diset aktif untuk boot.
Setelah selesai keluar dari utilitas Disk Administrator dan restart komputer.
Sistem Backup Data
Ada satu sistem penanganan data yang mampu memberi jaminan keutuhan data, dan merupakan sistem yang didukung oleh semua sistem operasi, bahkan pada sistem single user sekalipun, yaitu dengan membuat copy atau cadangan data yang disebut dengan backup data. Dengan menggunakan backup data maka jika terjadi kerusakan data atau kerusakan media (hard disk) akan dapat dengan cepat melakukan recover data, yaitu dengan me-restore atau menyalin ulang data dari backup yang ada. Backup data bisa dilakukan dengan menggunakan media penyimpan seperti floppy disk, compact disc dan media penyimpan lainnya.
Pada dasarnya hampir setiap sistem operasi untuk komputer stand alone maupun system operasi jaringan telah dilengkapi dengan utilitas backup, seperti Microsoft Backup untuk sistem operasi dari Microsoft dan Nbackup seperti Microsoft Backup untuk sistem operasi dari Microsoft dan Nbackup untuk system operasi Netware. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih utilitas backup yang akan digunakan.
Mendukung perangkat atau media backup yang akan digunakan
Mendukung proses backup dengan cara full backup atau incremental backup. Full backup adalah sistem backup dengan cara membackup seluruh data atau file yang akan dipilih dengan membuat backup data. Sistem ini akan menimpa backup yang lama jika dalam media yang digunakan sudah ada file backup. Sedangkan Incremental backup adla backup dengan cara menyambung atau menambahkan data backup baru ke data backup sebelumnya.
Menyediakan fasilitas backup terjadwal atau berkala. Fasilitas ini memungkinkan user melakukan kontrol otomatis terhadap proses backup data sehingga kemungkinan terjadinya keterlambatan proses backup akibat kelalaian dapat dikurangi.
Kemampuan untuk melakukan backup terhadap file yang terbuka (open file)
Perlindungan Terhadap Virus Komputer
Semakin besar sebuah jaringan semakin banyak pula user yang mengaksesnya. Dan ada satu ancaman yang cukup sulit untuk diawasi, yaitu ancaman yang berupa serangan virus komputer. Akibat yang ditimbulkan oleh serangan virus bukan saja terjadinya kerusakan data, namun lebih jauh dari itu bisa mengakibatkan jaringan terganggu secara total. Hal ini merupakan akibat rusaknya perangkat lunak pada jaringan tersebut.
Virus komputer merupakan program pengganggu yang memiliki kemampuan untuk menular atau menempel pada perangkat lunak yang ada, baik data maupun sistem aplikasi. Pada sebuah jaringan komputer lokal yang tidak terhubung dengan jaringan luar, jalur utama masuknya virus adalah floppy disk, yaitu dengan melakukan pembacaan atau pengcopyan file dari luar jaringan melalui salah satu floppy disk pada salah satu workstation dalam jaringan. Sedangkan pada jaringan yang terhubung dengan jaringan lain luar misalnya internet, maka jalur komunikasi tersebut merupakan jalur utama masuknya virus. Misalnya dari proses transfer file atau mungkin dari e-mail yang diterima.

Pembatasan yang bisa dilakukan jalur utama masuknya virus adalah dengan mengurangi atau membatasi akses pada jalur tersebut. Sebagai contoh dengan membatasi hanya workstation tertentu saja yang bisa digunakan untuk mengakses disket. Atau hanya mengijinkan user untuk mengcopy file dari luar ke workstation tempat user bekerja dan tidak ke komputer jaringan.
Sebagai bahan pertimbangan untuk memilih anti virus yang akan dipergunakan dalam jaringan adalah :
 Mampu mendeteksi keberadaan dan aktivitas virus dari berbagai lokasi. Misalnya aktifkan program virus saat sebuah file dicopy atau dieksekusi baik melalui floppy disk maupun melalui jaringan. Misalnya saat user melakukan proses pencopyan file dari luar melalui floppy disk atau kemungkinan adanya virus yang menyertai file yang di-download dari interet atau mungkin juga virus yang menyertai e-mail
 Anti virus tersebut memiliki kemudahan dalam instalasi dan pengaturan opsinya sehingga memudahkan user dalam menggunakan anti virus tersebut.
Tersedianya fasilitas update dari pembuat anti virus tersebut, sehingga bisa terus memperbaharui data atau informasi virus yang ada pada antivirus tersebut.
 Bentuk-Bentuk Fault Tolerance Lainnya

Di samping sistem diks mirroring dan sistem disk duplexing, yang merupakan sistem standar pada sistem operasi jaringan, ada beberapa bentuk sistem fault tolerance lain yang digunakan untuk melengkapi fasilitas fault tolerance.
Sistem Server Replication
Sistem ini didukung oleh sistem operasi Windows NT Server. Sistem fault tolerance ini mampu menyimpan data bukan saja pada hard disk yang berbeda tetapi juga pada komputer server yang berbeda. Pada Windows NT Server, sistem ini dianggap sebagai directory replication services, karena sistem ini mampu menyimpan data file dan direktori pada server yang berbeda.
Sistem ini memiliki keterbatasan pengcopyan file sebagai berikut :
Sistem replika ini tidak bisa mengcopy file yang sedang dalam keadaan terbuka (open file), misalnya pada file yang sedang digunakan
Sistem ini hanya bekerja untuk mengcopy file dan tidak mengcompare atau membandingkan versi diantara kedua server tersebut dan juga tidak melakukan sinkronisasi versi file-file tersebut.
Sistem ini hanya mampu melakukan replikasi satu direktori dalam satu saat.
Sistem Clustering
Sistem clustering ini memungkinkan untuk dijalankan dengan menggunakan beberapa server sekaligus untuk mengerjakan satu sistem aplikasi. Artinya user bisa menggunakan beberapa server secara bersama-sama, seolah-olah menggunakan satu buah server.
Pada Windows NT Server, sistem ini memiliki beberapa keterbatasan seperti :
Sistem clustering hanya mampu mendukung dua buah mode
Sistem aplikasi yang bisa digunakan masih terbatas
Jika salah satu node mengalami gangguan maka hubungan jaringan akan terputus dan user harus melakukan koneksi ulang ke node yang lain.
Yang harus menjadi pertimbangan utama dari semua sistem fault tolerance adalah bagaimana meningkatnya keamanan dan kelancaran operasional jaringan serta keamanan dan keutuhan data dalam jaringan.

Kesimpulan :
Pentingnya Sistem Penanganan Data Dalam Jaringan Komputer
Disk Mirroring Merupakan Salah Satu Pilihan Yang Baik Dalam Menjaga Keamanan Data Dalam Jaringan Komputer selain dengan backup data.
Server
Server merupakan bagian penting dari hardware pada sebuah LAN. Server bertugas mengkontrol pertukaran informasi diantara node / simpul pada sebuah jaringan. Server menyediakan sebuah tempat penyimpan pusat / hard disk untuk program-program aplikasi jaringan dan data jaringan dan dapat diakses oleh seluruh client/workstation pada jaringan. Untuk menangani pekerjaan ini, server harus merupakan komputer yang sangat handal. Server memiliki sejumlah RAM dan ruang penyimpan / hard disk yang besar, serta sebuah Network Interface Card (NIC). Software NOS (Network Operating System) juga terdapat di dalam komputer ini beserta software aplikasi dan file data yang ingin di-share.  Server minimal harus memiliki karakteristik berikut ini:

Mikroprosesor dianjurkan yang memiliki kecepatan maksimum
Hard disk minimal 9 GB
RAID (Redundant Array Of Inexpensive Disks) untuk memelihara data setelah sebuah disk mengalami kerusakan
Satu unit tape-back-up (atau CD-RW drive)
Beberapa expansion slot
Fast NIC
RAM minimal 32 MB
Seringkali muncul pertanyaan bagaimana cara memilih komputer server yang cocok. Pertama-tama, sebelum membeli sever, anda harus tahu terlebih dahulu untuk apa server itu digunakan, karena konfigurasi server yang tepat sangat tergantung dari tujuan penggunaannya. Berikut ini adalah berbagai fungsi server, dan konfigurasi yang sesuai untuk fungsi tersebut.

File server
Untuk file server, biasanya anda membutuhkan berbagai fasilitas berikut:

kapasitas yang besar
keamanan data yang disimpan
kecepatan transfer file yang bagus
Berikut ini adalah cara untuk memenuhinya:

a.  Kapasitas yang besar: Gunakan hard disk tipe IDE, yang kapasitasnya bisa mencapai ratusan gigabyte namun dengan harga yang ekonomis

b. Keamanan data: Beli card RAID, dan atur agar RAID-0 (mirroring) diimplementasikan di server. Dengan ini, maka satu hard disk akan bertindak sebagai mirror dari hard disk yang lainnya. Maka jika satu hard disk rusak, maka data anda tetap selamat di hard disk yang lainnya

c.  Kecepatan transfer file yang bagus: Gunakan card network 100 Mbps atau yang lebih cepat di server, lalu sambungkan ke switch utama / core di jaringan komputer anda. Maka dengan ini setiap komputer di jaringan tersebut akan bisa mendapatkan kecepatan transfer yang tinggi dari server ini

Email Server
Untuk email server, biasanya Anda membutuhkan berbagai fasilitas berikut:

-Pemrosesan email yang cepat

-Keamanan email di server

-Transfer email yang cepat

Berikut ini adalah berbagai cara untuk memenuhinya:

– Pemrosesan email yang cepat : Gunakan hard disk tipe SCSI, karena interface SCSI jauh lebih efisien dalam memproses file-file berukuran kecil namun berjumlah banyak – yaitu karakteristik server email.

 – Keamanan email di server : Beli card RAID, dan gunakan konfigurasi RAID-5. Konfigurasi ini memberikan proteksi data yang cukup bagus, tanpa membuat performa turun terlalu banyak.

– Transfer email yang cepat : Gunakan card network 100 Mbps atau yang lebih cepat di server


Web Server
Biasanya web server tidak membutuhkan spesifikasi yang terlalu besar, apalagi jika anda menggunakan berbagai web server open-source seperti Apache. Namun lain ceritanya jika anda juga menjalankan application server (seperti: mod_php, mod_perl, Tomcat, dll) di server tersebut juga – silahkan lihat poin dibawah ini.

Application Server
Biasanya untuk application server (PHP, J2EE, JSP, mod_perl, dll) anda harus mengkonfigurasikan server anda sebagai berikut :

Perbesar kapasitas memory : Jika menjalankan application server berbasis Java, jangan segan-segan untuk memasang memory sebesar 1 GB atau lebih di server
Gunakan prosesor yang tercepat yang bisa anda dapatkan untuk server tersebut
Gunakan hard disk yang tercepat, walaupun kapasitasnya belum tentu yang paling besar.
 Database Server
 Untuk database server, apalagi yang akan melayani banyak user / query yang berat, maka anda harus mengkonfigurasikan server anda sebagai berikut:

 – Pasang prosesor sebanyak-banyaknya, jika database engine bisa memanfaatkannya dengan efisien (seperti Oracle, dll)

 – Pasang memory sebesar-besarnya; jangan ragu misalnya untuk memasang memory sebesar 2 GB atau lebih.

 – Pasang hard disk dalam konfigurasi RAID-5 – ini akan memberikan performa yang baik, keamanan data yang baik, dan tempat penyimpanan data yang besar.

– Ada baiknya jika anda menggunakan server branded untuk database server, sehingga bisa memanfaatkan berbagai fasilitas redundancy-nya (dual power supply, hot swap hard disk, dll).

RAID
Pernahkah anda mendengar metode untuk mempercepat kinerja harddisk dengan cara menggabungkan beberapa harddisk menjadi satu? Cara yang disebut RAID ini biasanya digunakan untuk harddisk SCSI pada serve high-end. Kini metode yang sama dapat diterapkan pada PC di rumah anda yang menggunakan harddisk EIDE. Teorinya, dengan RAID performa harddisk anda akan melejit menjadi 2X lipat. Benarkah demikian? Sebelum mengetahui manfaat dari RAID, ada baiknya mengetahui dulu apa yang diperlukan untuk membuat konfigurasi RAID pada komputer anda. Pertama-tama yang harus anda miliki adalah Controller RAID yang nantinya akan dihubungkan dengan harddisk-harddisk. CHIP Controller RAID yang umum antara lain adalah Promise, Iwill, dan Abit. Banyak motherboard yang telah memiliki on-board chip-chip tersebut, diantaranya adalah ASUS, ABIT, I Will. Untuk membuat konfigurasi RAID tentunya dibutuhkan minimal 2 buah harddisk yang akan digabungkan menjadi satu. Dengan penggabungan tersebut maka komputer akan menganggap 2 buah harddisk ini sebagai satu harddisk.

Lebih Jelas Mengenai RAID

Ada 3 macam metode RAID yang dapat digunakan:

RAID 0 (metode stripping)
RAID 1 (metode mirrorring)
RAID 0+1 (metode stripping + mirrorring)
RAID 0 (untuk kecepatan)

RAID 0 yang dikenal juga dengan Metode Stripping digunakan untuk mempercepat kinerja harddisk. Kapasitas total harddisk pada metode ini adalah jumlah kapasitas harddisk pertama ditambah harddisk kedua. Metodenya dilakukan dengan cara membagi data secara terpisah ke dua buah harddisk. Jadi separuh data ditulis ke harddisk pertama dan separuhnya lagi ditulis ke harddisk ke dua. Secara teoritis cara ini akan mempercepat penulisan/pembacaan harddisk. Keburukan dari cara ini adalah apabila salah satu harddisk rusak maka seluruh data akan hilang.

RAID 1 (untuk keamanan data)

RAID 1 dikenal juga dengan Metode Mirroring digunakan untuk mendapatkan keamanan data (backup). Metodenya dilakukan dengan cara menyalin isi harddisk pertama ke harddisk kedua. Jadi apa yang ditulis pada harddisk pertama akan juga ditulis di harddisk kedua. Apabila salah satu harddisk rusak maka data pada harddisk yang satunya masih ada. Keburukan dari cara ini adalah tidak adanya peningkatan kinerja sama sekali., performance-nya malah akan sedikit lebih pelan dibanding performa harddisk single (non-RAID). Selain itu kapasitas total yang anda dapat dengan metode ini hanyalah sebesar kapasitas satu harddisk saja.

RAID 0+1 (untuk kecepatan + backup)

Metode ini merupakan kombinasi RAID 0 dan RAID 1. Dimana selain memperoleh kecepatan anda juga memperoleh keamanan data. Untuk metode ini diperlukan minimal 4 harddisk. Kapasitas total yang anda dapat adalah sejumlah kapasitas 2 harddisk. Biasanya metode RAID 1 digunakan untuk server, sebab server mengutamakan keamanan data. Sedangkan untuk penggunaan PC rumahan RAID 0 lebih umum digunakan karena yang diutamakan bagi mereka adalah peningkatan kinerja harddisk. Tetapi apakah benar RAID 0 dapat meningkatkkan kinerja secara drastis? Itulah yang akan dibahas lebih lanjut di bawah ini.

Apakah RAID benar-benar berguna?

Menurut teorinya, RAID 0 akan meningkatkan kinerja harddisk secara gratis. Karena dengan metode RAID ini arus data dibagi ke dua buah harddisk secara bersamaan (paralel), sehingga seluruh data bisa sampai lebih cepat. Untuk memperjelasnya bisa digunakan perumpamaan dengan menggunakan ANALOGI KASIR SUPERMARKET. Perumpamaan tersebut adalah sebagai berikut: Bila ada 4 orang antri di kasir supermarket, tentunya akan lebih cepat dilayani dengan membuka 2 counter kasir daripada dengan 1 counter kasir saja. Sama halnya dengan di komputer, secara teori dapat dikatakan bahwa antrian data akan lebih cepat diproses bila dilayani 2 harddisk secara paralel (RAID). Secara teori memang akan lebih cepat. Tapi dalam kenyataan sehari-hari di supermarket, membuka 2 counter kasir belum tentu akan jauh lebih cepat dibanding 1 counter saja. Hal ini dapat dijelaskan sbb:

 Apabila jumlah belanjaan utk tiap orang tidak terlalu banyak, maka 1 counter kasir saja akan cukup cepat dlm melayani, karena bila belanjaannya sedikit maka proses transaksinya cepat sehingga antrean tidak menunggu terlalu lama. Namun apabila jumlah barang belanjaan yang dibawa tiap orangnya banyak, maka antrean akan menunggu terlalu lama karena transaksi yang dilakukan tentunya akan memakan waktu lebih lebih lama berhubung belanjaanya juga lebih banyak. Jadi pada kasus dimana jumlah barang belanjaan per orangnya banyak, maka lebih baik dibuka 2 counter kasir atau lebih.
Begitu halnya dengan antrian data di komputer. Bila ukuran tiap-tiap data yang mengantri tidak besar, maka penggunaan 2 harddisk secara paralel (RAID) tidak akan membawa perbedaan yang banyak dengan 1 harddisk (non-RAID). Namun bila ukuran tiap-tiap data yang mengantri besar, maka lebih baik menggunakan RAID supaya tidak terjadi antrian yang terlalu lama. Jadi dapat diambil sebuah hipotesa (dugaan) bahwa RAID hanya akan memberikan peningkatan kecepatan apabila data yang diproses ukurannya sangat besar, sedangkan bila ukuran datanya kecil maka penggunaan RAID tidak akan memberikan peningkatan kecepatan yang banyak. Ironisnya dalam penggunaan komputer sehari-hari sangat jarang terjadi pemrosesan sebuah data yang berukuran sangat besar. Data yang besar hanya akan ditemukan pada proses video editing, desktop publishing percetakan, dan sound editing. Ini karena file-file yang ukurannya ekstra besar tersebut umunya berupa file movie, file gambar high-resolution utk keperluan percetakan, serta file suara yang tidak terkompresi (WAV). Biasanya file-file semacam itu berukuran 500MB ke atas. Sedangkan dalam proses loading sebuah Operating System, aplikasi, maupun game, data yang diproses ukurannya kecil-kecil. Jadi timbul lagi sebuah hipotesa baru, yaitu: RAID hanya akan berguna bila anda menggeluti dunia multimedia, seperti : video editing, desktop publishing, atau WAV editing.

Instalasi RAID


Untuk pemasangan RAID anda membutuhkan minimal 2 harddisk, yang merknya tidak harus sama. Kapasitas harddisk sebaiknya sama, namun penggabungan 2 harddisk yang kapasitasnya berbeda juga tidak apa-apa. Tapi bila anda menggunakan 2 harddisk yang ukurannya berbeda, maka jumlah total kapasitas RAID akan menjadi 2X ukuran harddisk yang terkecil. Jadi misal anda menggabungkan harddisk 4 GB dengan 30 GB, maka kapasitas total RAID bukannya menjadi 34 GB tapi hanya 8 GB (2x4GB). Anda juga dapat menggabungkan lebih banyak harddisk lagi (misal 4 harddisk) supaya peningkatan kinerjanya lebih banyak lagi. Setelah harddisk terpasang, maka nyalakan komputer dan lakukanlah setting secara benar pada BIOS dari RAID tersebut.


Sumber : https://ajipratamasriyudistira.blogspot.com/2019/06/tugas-manajemen-layanan-sistem_34.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar